twitter
rss

Menangislah kau di bawah hujan,
sepertinya tak akan ada yang tahu,
air mata bercucuran jatuh dari pipi manismu

Ada kesedihan yang hanya mampu kubagi dengan hujan,
tentang keragu-raguan,
tentang sakit karena ditinggalkan,
tentang luka karena dipermainkan,
tentang perih karena tidak dipedulikan.

Ada kesedihan yang hanya mampu kubagi dengan hujan,
saat mengingat kita,
saat menyadari, kita kini hanyalah sebuah mimpi.
Ada kesedihan yang hanya mampu kubagi dengan hujan,
walau kuingat kau pernah mengatakan,
‘berbagilah denganku, ada sedih yang tak mampu kau pikul sendiri’

aku tahu, aku tak ingin lemah dihadapanmu.
Ada kesedihan yang hanya mampu kubagi dengan hujan,
kau tahu alasannya, bukan?

hujan menemani, bukan menghakimi,
hujan mendengarkan, bukan terus menerus melontarkan pertanyaan,
hujan memahami, bukan mencoba menganalisis sendiri,
hujan mencintai, bukan berteman dengan egonya sendiri.

Lalu aku, aku hanyalah sebuah rintik dari sedihku sendiri,
mencoba mencari cara agar terlihat kuat,
dengan kesedihan yang aku pegang erat-erat.

Kau perlu tahu,
ada kesedihanku yang aku tak ingin kau tahu,
mungkin karenamu,
atau karena aku yang tak mampu.

6 Mei 2012 - Tia Setiawati Priatna

0 komentar:

Posting Komentar